Home »
» Sekolah Rakyat Antikorupsi di Bireuen
Sekolah Rakyat Antikorupsi di Bireuen
Korupsi.
Familiar terdengar namun tak sepenuhnya dipahami lugas oleh masyarakat.
Pemahaman tentang korupsi belum sepenuhnya dimengerti anak-anak.
Kondisi itu melatarbelakangi lahir dan berdirinya Sekolah Rakyat Anti
Korupsi (SeRAK) Kabupaten Bireuen, Aceh, oleh Gabungan Solidaritas Anti
Korupsi (GaSAK) Bireuen.
Berawal dari pertimbangan tentang sejauh ini belum ada kurikulum khusus
untuk pembelajaran anti korupsi di sekolah formal, hanya tiga mata
pelajaran pokok yang menjadi bahan ujian nasional.
"Karena ketidakpahaman mereka tentang korupsi ini, cendrung melahirkan
generasi cerdas secara pengetahuan umum namun tidak jujur dalam
pengimplementasiannya di lapangan," kata Mukhlis Munir, koordinator
GaSAK, Sabtu (15/12/2012).
Untuk itu, pihaknya membuka kesempatan lebar kepada siapa saja untuk
menggali pengetahuan dan berdiskusi tentang apa itu korupsi melalui
Sekolah Rakyat Anti Korupsi guna mencegah potensi korupsi yang
sedemikian besar menggerogoti masyarakat.
"Kita ingin mengubah paradigma masyarakat tentang apa itu korupsi yang
kian menggejala serta berperan aktif memberantas tindak pidana korupsi
ini," ungkap Munir.
Kata dia, pemahaman korupsi ini jauh lebih baik ditanamkan sejak dini
sebagai upaya pencegahan dan menanamkan semangat anti korupsi dalam jiwa
masyarakat.
Sementara itu, Kepala Sekolah Rakyat Anti Korupsi (SeRAK), Mutia Dewi
mengatakan, kurikulum sekolah dituntaskan dalam jangka waktu
pembelajaran empat bulan. Satu bulan empat kali tatap muka atau 16 kali
pertemuan selama empat bulan.