*Dana Pembinaan Parpol Tak Cair
TEBING TINGGI
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dari Partai Barisan
Nasional (Barnas) Kota Tebingtinggi, CM mengamuk di Kantor Kesbang Pol
Linmas. Meja tamu di ruang kerja Kepala Badan Kesbang Pol Linmas
Tebingtinggi, Amas Muda SH ditendangnya hingga kacanya pecah, Jumat
(14/12) sekira pukul 08. 30 WIB.
Amuk itu bermula saat CM mendatangi ke Kantor Kesbang Pol Linmas di
Jalan Gunung Leuser, Bp-7, Kota Tebingtinggi. Dia hendak menanyakan dana
pembinaan parpol Barnas yang tak kunjung cair.
Sebagaimana dalam peraturan pemerintah, parpol yang ada kursi,
Pemerintah setempat mengalokasikan anggaran di APBD setiap tahunnya
sebagai dana pembinaan parpol.
Mengingat Partai Barnas hanya memiliki satu kursi di DPRD yaitu CM,
partai tersebut pun mendapat Rp17 juta/tahun, sebagai dana pembinaan
parpol yang ditampung di APBD Kota Tebingtinggi sejak tahun 2009 hingga
sampai sekarang.
Ketika CM hendak mengambil uang pembinaan tersebut, Jakner Sijabat
selaku Kabid Politik Dalam Negeri Kesbang Pol Linmas tidak
mencairkannya, lantaran terjadi dualisme kepemimpinan Barnas di
Tebingtinggi, antara CM versi Ketua Umum, M. Arfan dan Sapta Nugraha
versi Ketua Umum, William Khulli. “Karena tidak kuberi, dia langsung
mencampakkan peralatan kerja di mejaku dan marah sambil memaki-maki
aku,” ucap Jakner.
“Besok (Sabtu) memang hari terakhir pencairan dana. Kalau tak dicairkan,
maka akan menjadi Silpa (Sisa Lebih Penggunaan Anggaran).
Konsekwensinya dana tersebut dikembalikan ke Kas Umum Daerah. Tapi
berhubung karena ada dualisme kepemimpinan partai Barnas di Kota
Tebingtinggi, mana berani kami sembarangan mencairkan dananya, sebelum
adanya surat keputusan inkrah dari Mahkamah Agung (MA) yang memutuskan
versi mana yang sah menjadi Ketua,” timpal Sarijak Atmaja, S.Sos selaku
Kasubbid Kelembagaan Politik, Pemerintahan dan Parpol, Kesbang Pol
Linmas, Kota Tebingtinggi.
Menurut Sarijak, sebelumnya dualisme kepemimpinan Barnas sudah
disarankan melakukan mediasi perdamaian, agar uang tersebut bisa
dicairkan. Namun pihak Cristop bersikeras dirinya Ketua yang sah.
“Apa lihat-lihat? Ada apa? Saya siap keluar dari anggota dewan, karena
saya juga siap membunuh,” ujar Sarijak mengulang perkataan CM. Lanjut
Sarijak, terkait dualisme kepemimpinan tersebut, Walikota Tebingtinggi
sudah pernah menyurati Gubernur Sumatera Utara tapi belum ada kejelasan.
Terpisah, Sapta Nugraha selaku Ketua Barnas Kota Tebingtinggi versi
William Khulli menyesalkan tindakan pengrusakan tersebut. “Dia adalah
wakil rakyat. Perbuatannya tak pantas seperti itu. Harapan saya semoga
kejadian tersebut tidak terulang kembali,” harap Sapta.
Hal senada disampaikan seorang pengamat partai politik di Kota
Tebingtinggi, O. Silalahi (50). “Perbuatan tersebut justru membuat
partainya tercemar. Preseden buruk ini harus dijadikan contoh bagi
masyarakat Tebingtinggi, agar jangan salah memilih anggota DPRD
mendatang. Apalagi motivasinya karena money politik,” sebut O. Silalahi.
Sementara itu, Kapolsek Rambutan, AKP M. Simarmata mengaku belum
menerima laporan resmi dari pihak Kesbang Pol Linmas. “Informasinya
sudah kita dengar, tapi sampai sekarang laporan resmi belum kita
terima,” ujarnya.copas