JAKARTA - Citra Partai Demokrat (PD) sebagai partai yang terdepan dalam
pemberantasan korupsi terganggu dengan kasus-kasus korupsi yang menjerat
kadernya. Meski demikian, PD tetap akan mengusung jargon antikorupsi
pada Pemilu 2014 mendatang.
"Jargon itu saya rasa tetap akan kami
gunakan ke depan. Justru Demokrat konsisten mendukung pemberantasan
korupsi itu," ucap anggota Dewan Pembina PD Melanie Leimena, hari ini,
di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
Melanie menuturkan, citra
PD sebagai partai antikorupsi bisa ditunjukkan dengan sikap Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang juga Ketua Dewan Pembina PD dalam
mendukung upaya penegakan hukum oleh KPK.
"Salah satu buktinya
adalah menteri aktif bisa ditetapkan jadi tersangka oleh KPK. Ini hanya
ada di zaman Pak SBY," kata Melanie.
Sebelumnya, Kristiadi
melihat Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY) setidaknya masih bisa melakukan dua tindakan penyelamatan bagi
Demokrat. Pertama, SBY bisa mengajak semua partai koalisi untuk tobat
lantaran tindak korupsi sudah lintas partai.
Salah satu tindakan
tobat korupsi yang bisa ditunjukkan Demokrat adalah dengan menyampaikan
pertanggungjawaban keuangan partai dengan jelas. "(Demokrat) harus
meminta maaf kepada rakyat, pertanggungjawaban harus jelas. SBY juga
harus berani maju sendiri, turun ke rakyat," kata Kristiadi.
Kedua,
SBY juga bisa melakukan tindakan tegas di internal Partai Demokrat
dengan mendahulukan etika dan regulasi. Kristiadi melihat Demokrat tidak
bisa lagi menunggu proses hukum berjalan dan lebih mengutamakan etika.
"Siapa pun yang tidak dipercaya publik, sebaiknya mundur saja dan
prinsip ini berlaku untuk semuanya, termasuk untuk kerabat dekatnya.
Jadi SBY harus ambil tindakan tegas secara internal," pungkas Kristiadi.
Seperti
diberitakan, Partai Demokrat kini tengah dilanda berbagai persoalan
kasus-kasus korupsi. Sejumlah kader Demokrat seperti Angelina Sondakh, M
Nazaruddin, Hartati Murdaya, dan Andi Mallarangeng tak lepas dari jerat
Komisi Pemberantas Korupsi (KPK). Banyaknya kader yang terlibat perkara
korupsi langsung membuat elektabilitas Partai Demokrat turun di
berbagai lembaga survei.
Belum lagi konflik internal yang terjadi
pasca pencopotan Ruhut Sitompul dari kepengurusan partai itu. Ruhut
tidak diterima dicopot dan menuding pencopotannya itu dilakukan lantaran
dirinya meminta Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum segera
mundur. Nama Anas kerap dikaitkan dengan perkara kasus dugaan korupsi di
proyek Hambalang Kementerian Pemuda dan Olahraga.
(cop was)
Home »
» Apakah Slogan Anti Korupsi Hanya Untuk Menutupi Kebobrokan Oknum??