BIREUEN – Kepala Dinas Pengelola Keuangan dan Kekayaan Daerah (DPKKD)
Bireuen, Tarmidi, membantah pernyataan Koordinator Riset Forum Indonesia
untuk Transparansi Anggaran (Fitra), Maulana yang menyebutkan Bireuen
salah satu kabupaten yang 70 persen lebih APBD-nya habis untuk gaji PNS.
“Sayang
sekali anggapan seperti itu, mungkin mereka (Fitra) hanya melihat
kulitnya saja, padahal kalau diteliti lebih dalam dokumen APBD Bireuen
2012, pernyataan mereka sungguh keliru dari kenyataan sebenarnya,” ujar
Kepala DPKKD Kabupaten Bireuen, Tarmidi, hari ini.
Tarmidi
mengklaim dalam APBD Bireuen tahun anggaran 2012 “hanya” 40 persen untuk
biaya aparatur, selebihnya biaya publik. Tarmidi menjelaskan membaca
APBD secara umum memang akan tampak kalau angka pada biaya aparatur
sangat jauh beda dengan anggaran publik. Terlebih kalau patokan hanya
belanja tidak langsung dan belanja langsung.
“Dalam belanja
aparatur itu juga dimasukkan alokasi dana untuk bantuan dan hibah kepada
lembaga, organisasi dan bentuk bantuan lainnya yang diterima
masyarakat. Alokasi dana dalam bentuk bantuan dan hibah itu dimasukkan
dalam angka belanja aparatur, padahal dananya diterima masyarakat,”
jelasnya.
Bantuan dan hibah tersebut, ujar Tarmidi, dalam APBD
Bireuen termasuk atau ditempatkan pada pos belanja aparatur sebab sesuai
dengan petunjuk berupa peraturan menteri yang mengharuskan demikian.
Tarmidi mengatakan yang disebut belanja aparatur adalah berupa gaji dan
tunjangan bagi PNS.
Menurut dia, dalam belanja tak langsung atau
belanja publik memang ada honor kegiatan yang diterima pegawai, tetapi
jumlahnya tidak sebanding dengan dana yang dialokasikan kepada
masyarakat melalui bantuan dan hibah dalam belanja aparatur.
Pada
tahun anggaran 2013, sebut Tarmidi, Rancangan APBK Bireuen mencapai Rp1
triliun. Tercatat belanja tidak langsung Rp660 miliar dan belanja
langsung Rp340 miliar. Bila dilihat angka tersebut, katanya, belanja
aparatur mencapai 66 persen.
“Tetapi kembali lagi ke bantuan dan
hibah untuk lembaga, organisasi dan lainnya yang dimasukkan ke belanja
aparatur, padahal dana tersebut nantinya diterima masyarakat. Jika
diteliti per item lalu dipisahkan antara anggaran untuk aparatur dan
masyarakat, maka biaya aparatur RAPBK Bireuen 2013 hanya berkisar 50
persen,” katanya.
Sebelumnya, Fitra seperti dikutip detik.com,
Minggu, 16 Desember 2012, menyatakan APBD di 11 kabupaten/kota termasuk
Bireuen, ternyata 70 persen lebih habis untuk menggaji pegawai negeri
sipil.
"Di era reformasi birokrasi, diharapkan birokrasi semakin
efisien dari sisi struktur maupun biaya. Namun faktanya, belanja pegawai
terus mengalami peningkatan. Pertumbuhan belanja lebih banyak dinikmati
oleh alokasi pegawai. Di 302 daerah, belanja pegawai menghabiskan lebih
dari 50 persen anggaran. Bahkan di 11 daerah di antaranya belanja
pegawai mencapai 70 persen (APBD)," kata Koordinator Riset Fitra
Maulana, memaparkan data ini yang bersumber dari Kementerian Keuangan.
(cop was)
Home »
» Aceh Barat dan Langsa 70% anggaran gaji ke PNS